Jumat, 05 Juni 2009

makanan desaku sampe internet

SUDAH berapa jenis soto yang Anda pernah coba? Jangan mengkalim telah merasai semua soto di negeri ini sebelum mencicipi lezatnya Soto Petanahan khas Kebumen.
Memang tak terhitung jenis soto yang ada di Indonesia. Begitu banyaknya, setiap daerah yang memiliki soto menyebut soto buatannya sesuai nama kotanya. Sebut saja Soto Betawi di Jakarta, Soto Yogya (Kadipiro, Pak Soleh dll), Taoto Pekalongan, Coto Makassar, Soto Banjar, Soto Kudus, Soto Lamongan, tak terkecuali Soto Petanahan.
Sesuai namanya Soto Petanahan berasal dari salah satu desa sekaligus menjadi kota kecamatan di Kebumen; Petanahan. Secara umum, soto jenis ini hampir sama dengan soto yang lain. Namun ada yang begitu mencolok membuat kekhasan soto tersebut berbeda dengan yang lain.Yakni jika soto-soto yang lain dicampur dengan nasi, soto khas Petanahan dilengkapi dengan lontong kupat. Selain itu, ayam kampung yang disuwir atau masih lengkap menjadi penanda kekhasan soto ini.

Selain itu hampir sama yakni taoge namun tidak memakai kubis. Sajian berkuah khas negeri ini memang paling enak disantap saat hangat. Kuahnya yang gurih menghangatkan mulut dan tenggorokan. Belum lagi aneka isi yang ada dalam kuahnya. Daging ayam kampung, jeroan, suun, telur rebus, tauge, daun bawang serta taburan bawang merah goreng menjadi penggugah selera.

Bersyukur, Indonesia kaya dengan sajian yang digolongkan sebagai sup atau sajian pembuka ini. Tiap daerah memiliki keunikan dalam racikan bumbu dan isinya sehingga memiliki kelezatan yang berbeda. Untuk bisa mencicipi kelezatan soto Petanahan, bisa datang langsung ke Petanahan. Kebetulan jika Anda punya rencana berlibur ke pantai Petanahan, mampir saja ke Pasar Petanahan. Di sanalah para pedagang soto khas Petanahan berada.

Salah satu penjual soto yang cukup tersohor adalah Sutarman (57). Namun ia lebih kondang dengan sebutan Soto Kored. Bertanya tentang Soto Kored, di setiap sudut Petanahan warga sekitar pasti dengan detail menunjukkannya.

Meski di dalam pasar, soto ini cukup laris. Apalagi saat hari Minggu atau liburan seperti saat ini. Selain warga sekitar, soto ini menjadi jujugan wisawatan usai dari pantai. Pada puncaknya pada waktu lebaran yang sehari bisa menghabiskan sebanyak 40-50 potong ayam. Namun jangan pernah mencari Soto Kored di pasar Petanahan sebelum jam 14.00. Karena ia masih berjulan di rumahnya di gang Pasar RT 1/I sekitar 200 meter dari pasar. "Kami biasa bejualan dari jam 14.00 hingga pukul 19.00," ujar Umi Ngatimah (50) istri Sutarman.

Selain itu, setiap Senin, Soto Kored juga libur berjualan. Sebenarnya dipilih hari minggu, namun banyaknya pembeli pada hari itu, memaksa mengubah hari libur menjadi senin. "Sayang jika minggu tutup, karena sangat ramai pembeli," ujar Umi menyebutkan rata-rata sehari mengabiskan 13 kg beras untuk lontong kupatnya.

Tidak mahal untuk dapat menikmati seporsi Soto Petanahan. Cukup merogoh kocek Rp 6.000 untuk bisa mencicipi lezatnya seporsi soto spesial plus daging ayam kampungnya yang lezat. Sementara itu, menjaadi penjual soto bagi keluarga Sutarman merupakan warisan turun temurun dari leluhur.
Bahkan 'Kored' Sutarman sendiri merupakan generasi ke tiga. Ayah empat anak ini sudah 26 tahun menjalani hidup sebagai penjual soto. Saat ini ia sudah mengajarkan kepada anaknya untuk meracik bumbu soto. Diharapkan anak-anaknya dapat melanjutkan dan mengembangkan soto Petanahan bisa sampai dikenal sampai ke luar daerah. disadur dari blogger ondo supriyanto.

1 komentar: